Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Catatan kecil Bandung-Bogor

Hujannya turun deras. Rok yang kukenakan disapanya. Tak luput tentu, kaos kaki krem motif bunga yang membungkus kaki ku. Jadi tertegun, kenapa dulu aku membeli sepatu teplek dengan model bolong-bolong ini... Mana bagian solnya sudah patah.. Lengkap sudah pertemuan antara alas kaki dan genangan air itu. Tapi, tak apalah. Mungkin itulah cara langit menyambut ku di terminal Leuwi Panjang ini. Bis biru kotak-kotak, berplang mini dengan tulisan "Bandung-Leuwiliang", seakan tersenyum manis. Anggap saja demikian. Meski dengan kepala yang belum ada ide ini aku berangkat menjelang kampus,, setidaknya pikiran positif bisa banyak membantu. Bis biru melaju anggun. Melewati genangan, alias banjir, setinggi 15-20 cm di jalanan Soekarno-Hatta. Sesampainya di pintu tol Pasir Koja, mentari tersenyum. Ini bukan hanya anggapan ku. Tapi memang ia bersinar lembut. Tanpa tangisan langit. Mungkin, seperti itu pula perjalanan ku kelak. Hujan deras, lalu cerah. Mungkin, aku hanya per

Sebuah kekhawatiran kecil,

Ketik. Hapus. Ketik. Hapus. Ketik. Hapus. Entah berapa kali aku lakukan itu. Undo. Redo. Undo. Redo. Undo lagi. Begitu terus. Entah kapan proposal ini akan "jadi". Aku terus menerus meyakinkan diri; Ketik saja semua yang terlintas. Tak usah perhatikan, apakah kalimat yang ku ketik ada kaitannya dengan kalimat sebelumnya. Apakah orang akan memahami yang aku maksudkan. Do not even think about it. Just type... Tapi tetap saja. Aku mengetik, lalu ku hapus. Tiba-tiba saja, terlintas rasa itu. Perasaan tak jelas; entah sedih, membesarkan hati, atau pura-pura tegar. Rasa yang datang setelah "ditolak". Sahabatku bilang, seharusnya aku sudah kebal dengan rasa itu. Toh, lima atau enam tahun lalu, aku sudah berkali-kali ditolak. Padahal, aku sudah (rasanya) berjuang dengan keras. Jadi, ketika sekarang-sekarang ini aku pun "ditolak", tak semestinya aku merasakan seperti itu. Tapi sayang, Sahabat,, aku masih merasakan perasaan itu. Perasaan yang