Gadis Bireun itu.

(Mantan) calon adik ipar.
Atau, ia lebih suka menyebut 'Calon Adik Ipar Yang Tidak Jadi'.
Badannya kecil.
Imut.
Orangnya lebih suka mendengarkan.
Menanggapi cerewetnya mulut satu ini.
Dan memberi anggukan atau jawaban ketika perlu.

Awal kenal, ketika itu tidak terlalu 'ngeh'.
Kami beda jurusan tadinya.
Lalu terjadi migrasi, dan dia menjadi bagian dari jurusan kami, bersama seorang Gadis Merauke. Akan kuceritakan nanti tentang gadis yang satu itu. Bersama Gadis Sopeng, Gadis Jambi dan Seorang Pemuda Majalengka.

Gadis Bireun itu, meski tidak sering berbicara,- level kecerewetannya agak jauh dibawah kami [baca: Gadis Pangalengan dan Gadis Merauke],, tapi keceriaannya tak kalah manis.
Senyum selalu menghiasi wajahnya.

Ia juga penurut. Ia sukarela memijati bahu dan punggungku yang pegal membawa ransel beriisi kehidupan hampir setiap hari.
Dan ia juga baik. Ia merelakan lengan atasnya ku cubit dan ku gigiti jika sedang 'kambuh'. (dan saat ini tidak ada yang rela lagi..)

Semester pertama, semester kedua, ketiga, dan seterusnya, dan akhirnya aku merasa sangat dekat dengannya ketika semester ini (pokoknya semesternya sudah banyak,, hahaha).
Ketika kami bersama menemani bocah-bocah D3 praktikum,, dia sengaja memundurkan waktu pulangnya hanya untuk menemaniku yang masih harus mengikuti kelas sore. Padahal, ia bisa saja pulang lebih dulu daripada mengkhawatirkanku kesepian sendirian berkeliaran di Kampus Gunung Gede.
Kadang, kami duduk bersama di Halte Telkomsel, menunggu bis Transpakuan yang akan membawanya pulang ke kosannya. Yang berarti waktu untuk menemaniku habis. Aku sengaja berdoa agar jalanan di arah Baranang Siang macet parah,, atau supir bis itu ketiduran, atau apapun agar bis berwarna abu itu tiba di halte ini nanti, dekat waktu kelas sore dimulai,
Kadang, kami berkeliaran di sekitar kampus kota itu, mencoba jajanan anak sekolahan. 
Ketika melihat pohon mangga yang berbuah, pohon nangka juga, ia hanya tersenyum,, kadang juga tertawa, mendengar doaku agar buah-buah itu jatuh dan dapat kami makan. Padahal buah itu masih lama menuju layak panen :)

Ia juga, menjadi salah satu laskar penjaga kobar semangatku menyelesaikan perjuangan di kampus hijau. 
"Insyaallaah kakak bisa."
Padahal, ketika ia berjuangan dalam perjuangannya, bukan aku yang setia di sisinya.

Hatinya begitu lembut.
Ketika itu, salah dua junior kami akan pulang kampung karena sudah lulus. Kampung juniors kami itu sebenarnya, masih satu daerah dengan kampungnya. Sama-sama di Nangroe Aceh Darussalaam,, yang artinya akan lebih mungkin untuk sering bertemu dari pada dengan kami yang lain. Namun ia, menjadi salah satu penangis yang ulung ketika perpisahan itu terjadi. Awalnya ia beberapa kali keluar ruang kumpul kami,, ku kira untuk apa. ternyata ia keluar untuk menitikkan air mata (bukan menangis, katanya).. lalu, ketika akan benar-benar berpisah,, ia juga menjadi salah satu penyalur tangisan yang malah membuat kami geli,, hehe..

Ketika ia akan pulang kampung,, bertepatan dengan aku harus ke kampung halaman dan tidak sempat bertemu. Ia menelpon ku,, lalu berkata-kata sampai jumpa. lalu ku godai; 'jangan nangis ya..'.. 
Setelah beberapa lama mengobrol, dia mengakhiri dan memberikan telponnya pada Gadis Sopeng yang saat itu sedang bersamanya. 
Gadis Sopeng itu bilang,, kalau ia menangis (lagi..)

lalu ia kembali ke Bireun,, mengabdi pada orang tua dan keluarganya.

^_^

Beberapa hari setelah itu, Gadis Sopeng memberi ku sebuh buku. Dari Gadis Bireun. Dan di halaman pertama setelah halaman depan, ada goresan tulisan disana. Dan aku mulai merasa terharu. Aku yakin akan menangis jika membaca tulisan itu. Jadi tidak kubaca, sampai aku siap, hehehe..

Dan sudah ku baca. (Jangan tanya apa aku menangis atau tidak setelah membacanya)..

Gadis Bireun itu sekarang sudah di daerahnya.
Tapi ia juga masih disini. Di suatu ruang dalam hati dan pikiranku (ok, gombal.. hahaha)...


Love you, Ai...
Terima kasih atas semuanya,, 
Barakallaahu... :*


PS: Klo kamu, Gadis Bireun, baca tulisan ini,, jangan nangis ya.. :p

Komentar

Postingan populer dari blog ini

it's addict!

Ikhlaskan saja.