Catatan kecil Bandung-Bogor
Hujannya turun deras.
Rok yang kukenakan disapanya.
Tak luput tentu, kaos kaki krem motif bunga yang membungkus kaki ku.
Jadi tertegun, kenapa dulu aku membeli sepatu teplek dengan model bolong-bolong ini...
Mana bagian solnya sudah patah.. Lengkap sudah pertemuan antara alas kaki dan genangan air itu.
Tapi, tak apalah. Mungkin itulah cara langit menyambut ku di terminal Leuwi Panjang ini.
Bis biru kotak-kotak, berplang mini dengan tulisan "Bandung-Leuwiliang", seakan tersenyum manis.
Anggap saja demikian.
Meski dengan kepala yang belum ada ide ini aku berangkat menjelang kampus,, setidaknya pikiran positif bisa banyak membantu.
Bis biru melaju anggun.
Melewati genangan, alias banjir, setinggi 15-20 cm di jalanan Soekarno-Hatta.
Sesampainya di pintu tol Pasir Koja, mentari tersenyum.
Ini bukan hanya anggapan ku.
Tapi memang ia bersinar lembut.
Tanpa tangisan langit.
Mungkin, seperti itu pula perjalanan ku kelak.
Hujan deras, lalu cerah.
Mungkin, aku hanya perlu berjuang lebih lagi, sedikit lagi, sebentar lagi, lalu aku bisa menemui senyum mentari itu *ngarep. Hahaha
Ya,, anggap saja demikian.
Anggap saja tinggal sebentar lagi, sedikit lagi.
Karena toh, "Innaa ma'al 'usri yusroo.."
Bersama kesulitan, ada kemudahan..
:)
Komentar
Posting Komentar