Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Ikhlaskan saja.

Begitu katanya. Kata dokter. Kata Tesa, sepupu yang berprofesi sbg dokter, juga begitu. Kata Bang Anom, cucu menantu yg juga berprofesi sbg dokter, juga demikian. Tapi, Kak Desy, yang juga seorang dokter, beliau bilang, insyaAllah nenek akan lebih baik. InsyaAllah. Aamiin. Saya lebih suka mendengar kata-kata Kak Desy. Terima kasih, Kak. Setidaknya, kalimat itu lebih baik. Lucu rasanya, Beberapa kali kata itu sering saya ucapkan pada diri sendiri. "Ikhlaskan saja" Ketika ternyata ada barang yang hilang,, Ketika mendapat nilai jelek pada ujian,, Ketika ditinggal sahabat menikah.. Tapi untuk kali ini, sangat berat. Berat sekali. Karena konsekuensinya, terlalu berat rasanya. Konsekuensi kehilangannya terlalu besar. Kehilangan yang tak tergantikan. Saya pernah merasakannya. Dulu, 18 tahun lalu. Dulu, memang bukan telinga ini yang mendengar dua kalimat berat itu. Tapi konsekuensi dari jawaban yang dilontarkan dari permintaan "Ikhlaskan saja" itu tu