Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Travelling,,, dan kaki yang tak bisa bebas

Gambar
Sejak lulus S1, saya diberi anugrah berupa kesempatan bepergian ke beberapa tempat yang belum pernah saya datangi sebelumnya. Kadang memang keperluan pekerjaan,, kadang memang direncanakan untuk berlibur. Atau, keperluan kondangan yang diniatkan juga untuk liburan, hehe... Jika sempat, saya senang berbagi kisah perjalanan itu di media sosial. Berbagi foto,, Juga berbagi kesan. Tapi, satu cerita dari teman melingkar membuat saya sedikit sungkan untuk berbagi perjalanan saya. Hari itu, pertama kalinya saya bertemu dengan dia dalam lingkaran. Di pikiran saya,, dia adalah seseorang yang bahagia dengan pernikahannya. Bagaimana tidak,, dia menikah dengan seorang hafidz lulusan luar negeri. Tapi ternyata,, tanpa ditanya, tiba-tiba dia bercerita bahwa dia merasa tertekan. ??? Dia merasa kebebasannya 'dikekang'. Kemana-mana selalu diantar,, Kalau tidak ada agenda kampus,, maka ia hanya menghabiskan waktunya di rumah. Hweee... Suaminya menyeramkan.. *menurut saya :p S

Selangkah lebih dekat,,,

:) Dua hari terakhir, serasa sedang ada di taman impian hati jaya Ancol dan sedang menaiki roller coaster . Sometimes up, And another second it was so drown.. :) Capek, saya akui. Segerombolan tugas yang harus dikerjakan, bergelut dengan berbagai lintasan pertanyaan,, lalu bertemu dengan sekeranjang kekhawatiran,, lalu terbungkus satu pertanyaan. Rumit ya? Sangat saya. Dari dulu, ketika bercerita pada mr ketika lq,, responnya biasanya sama,, "ergh.. g jelas deh.." :D Mianhe,, Begini. Jadi, Sepertinya hal ini bukan hanya menjadi pengalaman hidup saya. Di ujung Sumatera sana, ada seorang sahabat yang memiliki cerita hampir sama. Hampir,, hanya hampir. Hal yang sama antara kami adalah sama-sama terus ditanyai 'kapan' atas sesuatu yang belum kami miliki. Bedanya,, sepertinya hanya saya yang kemudian 'lari' menaiki ' roller coaster perasaan' dan membuat diri sendiri merasa tidak ingin keluar kosan. Are you with me? Tired to be

Selamat,, Anda memasuki tingkat akhir,, dimana Anda ingin menyerah,,, dan ...

:) Selamat,, Anda (saya) memasuki tingkat akhir,, eh,, salah.. tingkat atas ^^,, dimana Anda (saya) ingin menyerah,, dan ingin .... ^^ Hmh,, Jadi mahasiswa tingkat atas ini memang bukan pertama kalinya buat saya. Lima tahun lalu, saya juga berada di posisi seperti sekarang ini. Ingin menyerah? Sangat. Tapi, alhamdulillahnya saat itu tidak menyerah. Sekarang... Sama. Ingin menyerah. Wajar kok,, Kata Uozumi-senpai,, pemain Ryonan di Slam dunk,, "setiap harinya, orang ingin menyerah." Jadi sebenarnya, saya tidak sendirian. ^^ Kalau sudah 'merasa' ingin menyerah, harus bagaimana? Setiap orang punya caranya sendiri, menurut saya. Ada yang tancap gas,, sama sekali tidak menghiraukan rasa itu... Ada pula yang lebih memilih untuk ' break '. Hyups,, take a step aside ,,, untuk menghirup udara yang lebih lapang.. sebelum kembali berhimpitan dengan hal-hal yang menyesakkan. and hyups,, Saya termasuk orang yang memilih untuk 'break

Tak perlu alasan besar,,,

23.48. Tangal 3 Agustus 2015. Sudah lewat setengah tahun dari 2015. And I’m still here. Yups. Aku masih disini. Di kosan yang sama. Status yang sama. Sebagai cheer-team. Tapi, ada yang berbeda. Dan semoga,,  akan selalu seperti ini. Senyum ini, Kelapangan hati ini. Ah, Allaah memang Maha Baik. Allah Mahatahu yang kuperlukan. Ketenangan. Kelapangan. Kebahagiaan. Ternyata, memang benar. Ketiganya tak perlu alasan besar. Tak perlu benda atau personal untuk menjadi perantaranya. They could be given straigth to anyone ... No need  any reasons . Semoga, tak ada lagi kalimat, “Ada kamu, aku jadi tenang..” Karena kalimat itu bisa memicu yang namanya syirik. Tapi ia berganti menjadi , “Alhamdulillaah,, “ Jangan berhenti belajar, ya Nong... J