Travelling,,, dan kaki yang tak bisa bebas

Sejak lulus S1, saya diberi anugrah berupa kesempatan bepergian ke beberapa tempat yang belum pernah saya datangi sebelumnya.
Kadang memang keperluan pekerjaan,, kadang memang direncanakan untuk berlibur.
Atau, keperluan kondangan yang diniatkan juga untuk liburan, hehe...

Jika sempat, saya senang berbagi kisah perjalanan itu di media sosial.
Berbagi foto,,
Juga berbagi kesan.

Tapi, satu cerita dari teman melingkar membuat saya sedikit sungkan untuk berbagi perjalanan saya.

Hari itu, pertama kalinya saya bertemu dengan dia dalam lingkaran.
Di pikiran saya,, dia adalah seseorang yang bahagia dengan pernikahannya. Bagaimana tidak,, dia menikah dengan seorang hafidz lulusan luar negeri.
Tapi ternyata,, tanpa ditanya, tiba-tiba dia bercerita bahwa dia merasa tertekan.
???
Dia merasa kebebasannya 'dikekang'.
Kemana-mana selalu diantar,,
Kalau tidak ada agenda kampus,, maka ia hanya menghabiskan waktunya di rumah.
Hweee...
Suaminya menyeramkan.. *menurut saya :p

Setelah mendengarkan ceritanya lebih lanjut,, dia pernah mengalami keguguran,, dan ketika ia hamil,, ia diharuskan bed rest.

Ya tentulah,, dalam pernikahannya yang belum mencapai dua tahun itu,, dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Kalaupun pergi-pergi, akan diantar. Mungkin,, suaminya khawatir.

Ok, then her husband is good enough.. #changemymind :)

Tapi romannya dia masih 'rindu' bepergian dan beraktifitas seperti sebelum dia menikah.

Cerita yang hampir sama dilontarkan teman melingkar yang lain,,
Hanya saja, suaminya lebih 'moderat'. Ia masih bisa me-lingkarkan adek-adek di suatu sekolah,, Pun ketika dia punya bayi,,

Tapi, satu mba lingkaran saya menyatakan hal yang berbeda..
Ia bisa jalan-jalan,, mengunjungi guru ngajinya dahulu di luar provinsi dan tetap diijinkan oleh suaminya.
*suami mba jjang! #thumbsup

So,. cerita teman-teman melingkar itu menempel di kepala saya.
Is it really hard to get your own time to have a fresh air once you are married?
Or it just depends on whom you are married to?

Ah, mollaa...

Saya jadi merasa sungkan untuk berbagi cerita perjalanan saya,, khawatir ada sahabat  yang sudah menikah, yang 'kakinya tak bisa bebas",, merasa sedih dan 'terbangkitkan' perasaan terkekangnya atas postingan saya.

Seperti ketika saya berbagi di grup chatting,, dan mendapat respon bahwa ada teman yang belum 'travelling' lagi setelah menikah dan punya anak saat ini.

Apakah share saya membuat dia sedih?
Atau dia hanya mengungkapkan apa yang dia rasa,, dan bukan saya yang memicu 'kebangkitan' rasa itu.
I mean,, perasaan sedih karena 'tidak bisa travelling saat ini' itu memang sudah ada sejak dulu,, bukan menyeruak seketika ia membaca share saya.
Atau itu yang terjadi? Rasa sedih seketika datang ketika membaca postingan saya yang diberi kesempatan travelling,, sementara (saat ini) dia belum bisa.
Atau bahkan ia merasa iri,, atau,, merasa saya menyindir dia,, 'pamer' kepadanya???

*Slap!
Bodoh!
Tidak seharusnya dan tidak sepantasnya saya berpikir bahwa dia "merasa iri,, atau,, merasa saya menyindir dia,, 'pamer' kepadanya???"
Tidak pantas seorang sahabat merasa demikian!

:(

#Maaf, chingu...

Hm...
Saya mencoba merenungi sesuatu.
Antara 'travelling' dan 'kaki yang tak bisa bebas'.
Dan hasilnya,
Saya tersenyum.
Seperti ketika muncul diskusi soal stay at home-mother dan have a carrier outside home-mother...
Atau soal breastfeeding baby dan sufor...
Kesemuanya adalah yang tidak bisa di-hitam-kan satu sisi sementara sisi lain merasa putih.
Maksud saya,, tidak tempatnya untuk merasa salah satu paling benar dan merasa lebih baik dari yang satunya.
Tidak tempatnya pula untuk merasa kalah atas satu yang lainnya.

C'moon, guys..
Travelling atau 'kaki tidak bisa bebas',, both of us must be happy,, and sure, we can be happy.

Kita punya waktu masing-masing untuk setiap episode kehidupan kita.

Show them our brave heart,, that we can be happy at our friend's happiness...

Hwaiting ^^//

Wish you could feel the thrill of canopy trail,, as I did.

Love you always... :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

it's addict!

Ikhlaskan saja.