Ayam Tumis Thailand, -suatu ketika aliran listrik mati...

Seharian, langit Bogor menangis.
Dingin dan gelap.
Selain karena mendung, pihak PLN juga berbaik hati mendukung gerakan istirahat sekosan dengan mematikan aliran listrik hampir tujuh jam lamanya.
Bagaimana rasanya?
Untuk seseorang yang sedang mempersiapkan diri untuk menemui sang kekasih, eh ujian akhir semester,, itu rasanya sesuatu sekali. Mana baterai laptop pun minta istirahat padahal bahan ujian soft file adanya ^^"
Demikianlah.
But well, life's not gonna end that way.
Mati aliran listrik tak berarti mati gaya :D
Sebenarnya, ada banyak yang bisa dilakukan, selain belajar untuk UAS. (*senang juga, hehe)
Bisa saja tidur (pilihan paling pertama muncul), ngobrol dengan teman, menelpon soul mate yang ujung-ujungnya putus telepon tepat ketika sedang 'berantem', membereskan isi lemari atau membaca surat cinta dari Ilahi (shalehah wanna be :)
Atau, memasak ^^
Rasa kesal bisa hilang sekejap dengan makan.
It's work for me, hehe..
Lebih menyenangkan lagi kalau memasak sendiri. Memang belum terjamin bagaimana rasanya, bagaimana ending-nya, tapi, mencoba (kebaikan) itu menyenangkan. Memberi sensasi tersendiri plus menghilangkan rasa bosan (menanti aliran listrik mengalir kembali).
So,,
Ketika tangisan langit mulai mereda, aku dan salah satu teman kos ku, Jannatin Al-faafa,, (bagus ya, namanya, sebagus orangnya, insyaAllah :),, melangkahkan kaki ke sebuah toko sayuran dan bahan masakan di daerah Bara.
Membeli ini, membeli itu..
Total seharga Rp. 22.900,-
Sepotong daging ayam (sekitar 200 gr), cabai merah, cabai rawit, tiga jeruk nipis, satu plastik kecil daun jeruk, sebungkus bawang merah dan satu ikat batang serai.
Ditambah seperempat kg gula pasir yang kami beli di warung lain dengan harga Rp. 3.500,-.
Lalu, dimulailah petualangan memasak kami,,,
Contekan resep sudah ada.
Cara memasaknya tidak terlalu rumit.
Hanya,,,
Cuci semua bahan dan alat, plus cuci tangan,,
Potong-potong daging ayam sesuai selera (baiknya dipotong seukuran udang windu), lumuri dengan air jeruk nipis,
Iris halus dua lembar daun jeruk,, dan sekejap langsung bisa tercium wangi yang sangat menyenangkan. Ternyata, ada juga yang 'disakiti' tetap menghadirkan kenyamanan bahkan bagi yang menyakitinya.. :D
Iris kasar dua buah bawang merah, tiga siung bawang putih, lima buah cabai rawit dan satu buah cabai merah.
Ingat, hindarkan memegang mata atau hidung setelah mengiris bawang dan cabai,, bisa-bisa perih nantinya... cuci tangan dulu jika mata atau hidung terasa gatal, lalu cuci tangan lagi :)

Siapkan dua batang serai (bagian putihnya saja), minyak sayur untuk menumis, gula pasir, garam, air sekitar 150 ml, tepung maizena (sekitar satu sendok teh, larutkan dengan sedikit air) dan empat sendok kecap pedas.

Lalu,
Goreng daging ayam hingga cukup matang,, tidak terlalu lama. Dan lagi-lagi,, ada yang menghadirkan kenyamanan setelah 'dianiaya', hehe.. Daging ayam yang tadinya kurang menyenangkan baunya, setelah direndam dalam minyak panas,, jadi wangi dan terasa enak.
Angkat, tiriskan.
Setelah itu,
Tumis irisan daun jeruk, bawang merah, bawang putih, cabai-cabai dan serai. Sampai wangi.
Lagi-lagi,, mewangi meski di'aniaya'. ^^
Jika sudah wangi, tuang air, kecap, dan taburkan gula dan garam. Di resep, gulanya tertera satu sendok teh dan garam tertera satu sendok teh juga. Ternyata, dosis sedemikian tidak terasa enak bagiku (setelah dicicipi).
Demikianlah, setiap orang punya standar dan dosis masing-masing untuk kenyamanannya. Tak bisa disamakan.
Jadi, aku catat; garam dan gula secukupnya,- pada resep perbaikan.
Tambahkan air jeruk nipis,, secukupnya (kadar keasaman kita berbeda-beda pula kan? :)
Lalu, masukkan daging ayam, aduk sesekali sampai bumbu meresap dan daging menjadi matang.
Kalau daging ayam diganti dengan udang, tempe atau tahu, tidak perlu terlalu lama memasaknya karena udang, tahu dan tempe lebih cepat matang.
Pun diri kita masing-masing,, punya waktu dewasa dan waktu belajar masing-masing. Mungkin bagiku perlu bertahun-tahun untuk paham suatu hal, dan mungkin bagimu cukup satu menit untuk mengerti itu. (jauh banget perbandingannya, hehe).
Once again, kita tak bisa selalu menyamakan hal :D
Nah, jika air bumbu telah surut dan daging telah matang, masukkan larutan tepung maizena, aduk sampai air bumbu tampak kental.
Angkat, sajikan.
Hias agar lebih menarik.
Seperti penampilan kita, menarik.. (dengan kadar yang cukup dalam kerangka norma-norma ^^v)
It's done.
Memasaknya selesai.
Dan tak lama setelah itu, aliran listrik kembali mengalir. Lampu menyala, dan semuanya bersorak gembira.
^^
Makanan siap, listrik mengalir, mulai lagi deh belajar buat uas-nya ^^/

Yosh. Ganbarimasho...

Oh ya,, nama masakan kali ini; "Ayam Tumis Thailand", nyontek resep di kemasan Kecap Extra Pedasnya A** :D

Selamat mencoba ^^

_Tak selamanya mendung itu kelabu, kawan...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

it's addict!

Ikhlaskan saja.