Maafkan Amah, Sayang...

"Fathin!"
"Aira!"
"Keisha!"
Entah berapa kali teriakan itu aku lakukan dalam tiga hari liburanku di rumah mama. Aku sengaja pulang disela jeda kuliahku untuk berlibur bersama mereka. Mumpung liburan sekolah, jarang-jarang bisa menemani calon pemimpin muda Indonesia itu bermain.
Namun, sepertinya, aku tidak menemani mereka bermain. Rasanya, aku malah merusak mood mereka untuk menikmati liburan.
Dengan teriakanku, dengan ketidaksabaranku.
Benar-benar...
Mendidik anak itu suatu hal yang sangaaaaaaaaaaaaaaaaaatttttttttttttttt butuh kesabaran.
Salah-salah, malah bisa jadi membuat mereka belajar kekerasan dan teriakan sejak mereka kecil.
Buktinya, ketika salah satu princess shalihah-ku, Aira, meminta minum susu, dan aku melarangnya karena ia belum makan nasi dengan nada 'marah', ia malah menendang bantal dan kasur yang ada didepannya, ikut marah dan membentak.
Salah siapa sehingga ia tahu cara marah dan membentak?
Aku.
Aku yang mengajarinya cara membentak dari caraku berbicara dengannya.
Atau, aku menjadikan mereka takut padaku, enggan untuk bersamaku.
Seperti mujahid kecilku, Kakak Satria, yang menjadi malas untuk berlibur di rumah neneknya, mamaku, jika ada aku di rumah.
Gara-gara, aku melarangnya duduk bersandar, harus selalu duduk tegak, melarangnya tidur-tiduran setelah makan, melarangnya makan terlalu banyak, sementara sepupunya yang lain tidak aku larang.
Ya, aku melarangnya karena Satria-ku mengalami kelebihan berat badan sehingga aku ingin dia diet dan mengeluarkan energi sehingga berat badannya turun. Sangat sedih melihatnya tertidur dengan nafas yang sesak karena berat badannya.
Atau, Keisha yang tiba-tiba pendiam dari kecerewetannya karena aku tegur dengan 'nada tinggi'.
Remind me something,,
Do I'm gonna be a good mom?
Ketika menjadi seorang Amah (tante) dari tiga belas calon pemimpin muda Indonesia dan dunia saja aku terancam gagal...
Aku sudah tahu bahwa berbicara pada anak-anak harus dengan kelembutan.
Ketegasan terhadap mereka tidak harus berarti nada tinggi atau bentakan.
Persuasi pada mereka harus dilakukan dalam kerangka seorang teman terhadap temannya.
Meski adakalanya kita harus memposisikan diri sebagai 'yang berkuasa' tapi tetap dengan cara yang baik, lembut dan tidak mendidik kekerasan.
Tapi buktinya?
Teringat sebuah video tentang apa yang dikatakan anak-anak terhadap mamanya, disebuah situs. berikut linknya; http://www.upworthy.com/these-kids-finally-say-what-they-really-think-about-mom-and-her-reaction-priceless-9
Beberapa ibu disana mengatakan bahwa mereka berharap bisa lebih sabar, kalem dan dapat mengatur temperamen dan emosi mereka.
Tapi, ketika anak-anak mereka ditanya tentang ibu mereka, jawaban anak-anak itu membuat penonton terharu.

Hm..
My dear babies...
I wish i could be a better Amah for all of you,,
I love you, even I can't be a friendly Amah all the time.
Let's try to be a better one next time, ok?
Thank you to be here, be the one that teach me lot of things about being a good person, a wise one an a patient one.
You know,,
Kehadiran kalian adalah salah satu anugrah terindah.
Terima kasih sayang...
dan maafkan Amah..
Semoga Amah bisa jadi Amah yang baik untuk kalian.. :)

For my beloved,
Muhammad Fathih Mazaya, you are the next Imam of Madinah, insyaAllah..
The twin, M. Iqbal A dan M. Ihsan A., duo doktor mukmin scientist dan kreatif dunia..
Satria Gumilang Pratama, Doktor Gizi Muslim yang akan membantu menangani kelaparan dan kemiskinan dunia,
Ceuceu Naura Dwi Ningtyas... Cuek tapi Shalihah,, wanita tangguh, pilar negara dan bunda dari para pemimpin muda Indonesia.
M. Arrafa Bani, atlet muslim Indonesia yang shaleh, cerdas dan mampu membangun muslim yang cerdas, sehat jasmani dan rohani serta finansial,
Aira Azzahra, kreatifitasmu, wahai Doktor Wanita Muda, akan menjadikan muslim dunia lebih berdaya dalam keshalehan dan keberkahan dari Allah...
M. Dhyaurrahman Nursalim, kecerdasanmu, wahai Doktor Indonesia Muda, menjadi ladang amal mencerdaskan bangsa dan muslim dunia.
Makayla Althofunnisa Nursalim, kehadiranmu bukan hanya hadiah bagi kedua orang tuamu, tapi juga muslim dunia, dengan karya dan pengabdianmu kelak
Ahmad Syauqi El-Shirazzy, Dokter lulusan salah satu universitas di negara matahari terbit, pengabdianmu akan kesehatan muslim dunia, menjadi tabungan pahala bagi kedua orang tua dan keluarga.
Nakeisha Azzahrawan Syah; shalelah, cerdas dan enerjik,, kreatifitas dan kecakapanmu berbicara, akan membawamu menebar keshalehan dan kemanfaatan musllim di dunia...
Abdurrahman Fathin, mujahid shaleh meski suka iseng, Doktor Indonesia Muda yang akrab dan bermanfaat, membawa muslim dunia menjadi rahmatan lil'alamin hakiki.
M. Ghassan Al-hafidzi,, mujahid kecilku yang tak mau menyebut Amah satu-satunya ini 'Amah cantik' karena baginya hanya Umminya yang cantik,, seorang penjaga dan pengamal Al-qur'an yang menjadikan dunia lebih shaleh,,,

(InsyaAllah...
Aamiin... )

*maaf kalau penulisan nama kalian salah,, maaf kalau cita-cita Amah atas kalian ini memberatkan. InsyaAllah akan ada jalan untuk mencapainya. Ganbatteru, sayang... :*

Komentar

  1. jadi senyum-senyum sendiri, kalau dirimu untuk keponakan, kalau diriku ucapan maaf ingin kuberikan untuk adik dan para sepupu yang usianya terpaut 12 hingga puluhan tahun dariku. Aku menjadi sosok kakak yang keras kepada mereka, padahal kerasnya sikapku adalah bentuk kasihku yang tak terhingga kepada mereka, kasih yang menjadikanku "over protective" dan membatasi ruang gerak mereka. maafkan aku adik-adikku

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

it's addict!

Ikhlaskan saja.