That Guilty...

Have ever felling like a dumb coz being fallen to the same mistake???
I have.
And it really felt bad.
It worse than when I have a C for Soil Geography.

It seems like...
~_~"
I wish i would never fall at the same mistake again.
I'm tired, I'm...
I just want to grow up.
How can I just be the situation again without any evaluation???

I know,
Allah must have been helped me.
it comes to me now.
Do I want to take it, or just let it passing bye...

Maybe Sist Fifi is right, I shouldn't be alone no more.
But, I can't rely on human only right?
I just have to rely to Allah.
But, having someone who remind you of it, not a bad thing too...

Anyway.
Enough for the un-clear chat up there.

I just want to share something.

Just like before, it came from a movie,,
titled "A Confession of a Shopaholic"...
Di film itu diceritakan bagaimana dia tak bisa menahan diri untuk berbelanja setiap kali ada kata "Sale" terpampang di toko bermerek.
Dia akan langsung membeli barang yang menarik hatinya, tak peduli sudah berapa banyak hutang di kartu kredit yang ia punyai.
Suatu saat, ia diterima bekerja sebagai seorang jurnalis di sebuah majalah keuangan.
Tentu saja, sebagai seorang jurnalis di majalah keuangan, ia tidak bisa seenaknya menghabiskan gajinya apalagi sampai berhutang untuk berbelanja.
Tapi ternyata, ia tetap demikian.
Setiap kali ia berbelanja, dan hampir menghabiskan semua gajinya, timbul perasaan bersalah.
Ketika ada tugas untuk membuat artikel keuangan, ia lalu menuangkan perasaan bersalahnya menjadi sebuah artikel yang sangat tepat bagi para wanita seperti dia (yang berbelanja berlebihan).
Ia menjadi sangat terkenal karena artikelnya sangat mengena, sesuai dengan realita yang ada. Tanpa ada yang pernah tahu, bahwa isi artikel itu adalah pengalaman pribadinya.
Hingga suatu saat, ada seorang penagih kredit yang membocorkan semua rahasianya, tepat di sebuah acara talkshow yang disiarkan secara nasional, dihadapan bosnya juga, yang ia kagumi.
Akhirnya, semua tahu bahwa artikel itu dibuat oleh orang yang juga pelaku pemborosan belanja yang terus menerus berbelanja dengan berlebihan juga.
Reputasinya jatuh.
Simpati bosnya terhadapnya juga, hilang.
Lalu ia kembali ke rumah dan bercerita pada keluarga dan sahabatnya.
Timbul solusi dari keluarga dan sahabatnya; melelang seluruh barang bermereknya dan menyumbangkannya pada yang membutuhkan.
Sulit?
Tentu, ia membeli barang itu (meski tidak karena perlu) dengan penuh ketertarikan atas pakaian, tas, sepatu, atau fashion lainnya.
Namun, ia paham, jika ia ingin sembuh dari shopaholicnya, ia harus melakukannya.
Dan ia pun melakukannya.
End of story, ia bisa kembali lagi dengan bosnya,- tonton sendiri ya.. :D

Well,, maybe it works for me too.
I have to get away from the problems and anything that linked on it.
Could I?

I should!!!

So, happiness will come to me, truthfully.

#I just missing something ^^




Komentar

Postingan populer dari blog ini

it's addict!

Ikhlaskan saja.